Uganda Memulangkan Pasien Ebola – Pada 30 Januari 2025, Kementerian Kesehatan Uganda mengumumkan wabah Ebola akibat strain Sudan ebolavirus. Seorang perawat pria berusia 32 tahun dari Distrik Wakiso menjadi kasus pertama. Ia mulai menunjukkan gejala pada 19 Januari dan meninggal dunia pada 29 Januari di Distrik Kampala. Sebelum meninggal, ia mencari pengobatan dari tabib tradisional di Distrik Mbale dan mengunjungi tiga fasilitas kesehatan di Wakiso, Mbale, dan Kampala.
Konfirmasi dan Kesembuhan Pasien
Setelah kematian kasus pertama, petugas kesehatan mengonfirmasi delapan orang lainnya terinfeksi Ebola. Mereka menjalani perawatan medis dan berhasil sembuh. Pada 18 Februari 2025, seluruh pasien Ebola pulang dari rumah sakit dalam kondisi sehat. Menteri Kesehatan Uganda, Jane Ruth Aceng, menyebut ini sebagai pencapaian penting yang mencerminkan efektivitas respons cepat dan koordinasi pemerintah dalam menangani wabah.
Langkah Karantina dan Pemantauan
Selama wabah ini, petugas kesehatan mengidentifikasi 265 kontak erat dengan pasien Ebola. Mereka menjalani karantina dan pemantauan ketat di Kampala, Jinja, dan Mbale. Karantina berlangsung selama 21 hari sejak kontak terakhir dengan virus. Hingga kini, mereka yang dikarantina tidak menunjukkan gejala.
Tantangan Vaksin dan Upaya Pengendalian Uganda Memulangkan Pasien Ebola
Strain Sudan ebolavirus belum memiliki vaksin yang disetujui. Untuk mengatasi hal ini, otoritas kesehatan Uganda meluncurkan uji klinis guna menguji keamanan serta efektivitas vaksin percobaan. Langkah ini menjadi bagian dari strategi pencegahan dan pengendalian wabah.
Pentingnya Kewaspadaan Masyarakat
Ebola menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh penderita atau bahan yang terkontaminasi. Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, diare, serta perdarahan internal dan eksternal pada beberapa kasus. Masyarakat perlu tetap waspada dan mengikuti pedoman kesehatan yang diberikan otoritas setempat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Dengan kesembuhan semua pasien dan tidak adanya kasus baru, Uganda menunjukkan respons yang efektif dalam menangani wabah ini. Pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat bekerja sama untuk mengendalikan wabah agar tidak meluas lebih jauh.