Pemimpin Oposisi Georgia Dipukuli, Menyalahkan Anggota Partai yang Berkuasa

Pada bulan Maret 2025, peristiwa yang mengguncang dunia politik Georgia terjadi ketika pemimpin oposisi terkemuka, Levan Khurtsidze, menjadi korban serangan fisik oleh sekelompok orang yang diduga memiliki keterkaitan dengan partai yang berkuasa. Insiden ini langsung menarik perhatian publik, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dan menambah ketegangan yang sudah ada antara pemerintah Georgia yang dipimpin oleh Partai Georgia Bersatu dengan kelompok-kelompok oposisi yang terus menuntut reformasi dan kebebasan politik yang lebih besar.

Khurtsidze, seorang anggota parlemen dari partai oposisi, yang dikenal dengan kritik tajam terhadap kebijakan pemerintah, dikeroyok oleh sejumlah orang tak dikenal di pusat kota Tbilisi, ibu kota Georgia. Ia mengalami luka-luka ringan, namun serangan ini telah memicu gelombang kecaman dari kalangan politik dan masyarakat. Dalam konferensi pers yang diadakan setelah insiden tersebut, Khurtsidze langsung menyalahkan partai yang berkuasa atas insiden tersebut, menuduh mereka tidak hanya gagal memberikan perlindungan terhadap para politisi oposisi, tetapi juga memberikan “lampu hijau” bagi kekerasan dan intimidasi politik.

Konteks Politik Georgia

Georgia, sebuah negara yang terletak di kawasan Kaukasus, telah lama mengalami ketegangan politik antara pemerintah yang berkuasa dan kelompok oposisi. Sejak mengadakan pemilu demokratis pertama pasca-Soviet pada tahun 1991, negara ini telah berjuang untuk menemukan keseimbangan politik yang stabil. Partai Georgia Bersatu, yang dipimpin oleh Presiden Salome Zourabichvili, telah memegang kendali atas pemerintah selama beberapa tahun terakhir, namun menghadapi kritik keras dari berbagai kelompok oposisi yang menganggap pemerintahannya semakin otoriter.

Meskipun Georgia telah mendapat pengakuan internasional atas upayanya dalam mempromosikan demokrasi, kebebasan pers, dan hak asasi manusia, situasi politik di dalam negeri seringkali diliputi oleh ketidakstabilan. Pemimpin oposisi, seperti Khurtsidze, terus memperjuangkan hak-hak minoritas, transparansi pemerintah, dan kebebasan berbicara. Namun, serangan fisik terhadap Khurtsidze ini menunjukkan bahwa ketegangan antara pemerintah dan oposisi semakin memuncak, bahkan menuju kekerasan fisik.

Tuduhan Terhadap Partai yang Berkuasa

Dalam pernyataan resminya, Khurtsidze menuduh Partai Georgia Bersatu berperan dalam menciptakan iklim politik yang meresahkan. Ia mengungkapkan bahwa sejak ia dan partainya mulai mengkritik kebijakan pemerintah, mereka menjadi sasaran kekerasan, intimidasi, dan kampanye penghinaan di media sosial. Menurut Khurtsidze, anggota partai yang berkuasa sering menghasut kelompok-kelompok radikal untuk menyerang lawan politik mereka. Hal ini, menurutnya, merupakan bagian dari taktik untuk menakut-nakuti oposisi dan mencegah mereka berbicara bebas.

Selain itu, Khurtsidze juga menyoroti bahwa insiden ini adalah contoh nyata dari cara pemerintah menanggapi oposisi yang tidak sejalan dengan kebijakan mereka. Ia menyatakan bahwa tanpa tindakan tegas dari pihak berwenang, pihak yang bertanggung jawab atas serangan ini akan terus bebas dan melanjutkan praktik-praktik kekerasan mereka. Ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah untuk menegakkan hukum dan mencegah kejadian serupa terjadi lagi di masa depan.

Reaksi Publik dan Internasional

Serangan terhadap Khurtsidze tidak hanya memicu reaksi keras dari kalangan oposisi, tetapi juga menimbulkan perhatian internasional. Organisasi-organisasi hak asasi manusia, termasuk Human Rights Watch dan Amnesty International, segera mengecam insiden tersebut dan menyerukan agar pihak berwenang Georgia menyelidiki kasus ini secara transparan. Mereka juga menekankan pentingnya melindungi kebebasan berekspresi dan perlindungan terhadap politisi oposisi agar mereka dapat menjalankan tugas mereka tanpa rasa takut.

Di dalam negeri, masyarakat Georgia terpecah antara mereka yang mendukung pemerintah dan yang menyatakan solidaritas terhadap oposisi. Banyak yang merasa kecewa dengan situasi politik yang semakin keras, dan serangan terhadap Khurtsidze dianggap sebagai cermin dari semakin menurunnya standar demokrasi di negara ini. Sementara itu, kelompok pendukung pemerintah membantah tuduhan yang dilontarkan oleh oposisi, dengan menyatakan bahwa insiden ini adalah hasil dari tindakan kelompok-kelompok individu yang tidak terkait dengan politik.

Kesimpulan

Serangan terhadap pemimpin oposisi Levan Khurtsidze adalah peristiwa yang sangat mencolok dalam konteks politik Georgia yang semakin tegang. Ketegangan antara pemerintah yang berkuasa dan kelompok oposisi semakin meningkat, dan insiden ini menambah kekhawatiran tentang pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan berpendapat di negara tersebut. Dalam menghadapi situasi ini, masyarakat internasional dan dalam negeri berharap agar pihak berwenang Georgia mengambil langkah konkret untuk menyelidiki kejadian ini dan memastikan bahwa keamanan politisi, terlepas dari afiliasi politik mereka, tetap terjamin demi masa depan demokrasi yang lebih baik di Georgia.

Kiriman serupa