kppnbojonegoro.net

kppnbojonegoro.net – Sebuah video yang memperlihatkan suku pedalaman di Halmahera, Maluku, meminta makanan kepada para pekerja tambang telah menjadi viral. Menurut LSM Survival International dalam wawancara dengan media IFLScience, video tersebut menampilkan anggota suku Hongana Manyawa, atau ‘Masyarakat Hutan’, yang jumlahnya diperkirakan antara 300-500 orang. Suku ini sebagian besar belum berinteraksi dengan dunia luar.

Kondisi dan Risiko yang Dihadapi Suku Hongana Manyawa

Survival International menyatakan kekhawatiran serius terhadap kelangsungan hidup suku ini pasca interaksi. “Kami tidak yakin berapa lama mereka akan bertahan setelah ini. Mereka berisiko tinggi terkena penyakit mematikan atau mengalami kelaparan karena wilayah mereka yang menyusut tidak dapat lagi menyediakan makanan yang cukup,” jelas perwakilan LSM tersebut.

Dampak Ekspansi Pertambangan di Halmahera

Halmahera terkenal sebagai salah satu lokasi dengan cadangan nikel terbesar di dunia yang belum tereksploitasi. Dengan meningkatnya permintaan terhadap mobil listrik, aktivitas pertambangan di wilayah tersebut diperkirakan akan meningkat secara signifikan.

Menurut dialog LSM dengan anggota suku, komunitas tersebut mengalami kelaparan akibat penebangan hutan hujan ancestral mereka yang digunakan untuk kegiatan pertambangan.

Respons Politik dan Corporate

Insiden ini telah menarik perhatian politikus seperti AA LaNyalla Mahmud Mattalitti yang mendesak pemerintah untuk melindungi suku Hongana Manyawa dan meminta pemerintah provinsi Maluku Utara untuk merevisi peraturan perencanaan pertanahan.

Weda Bay Nickel, sebuah perusahaan yang sebagian dimiliki oleh Eramet dari Perancis, telah memulai operasi penambangan di pulau tersebut sejak tahun 2019 dengan rencana untuk meningkatkan aktivitasnya dalam beberapa dekade mendatang.

Kritik Terhadap Praktik Pertambangan

Callum Russell, Asia Research and Advocacy Officer di Survival International, mengkritik perusahaan dengan menyatakan, “Eramet berpikir mereka adalah pihak yang baik dalam industri pertambangan karena fokus pada penambangan baterai mobil listrik. Namun, sangat ironis bahwa mereka menghancurkan ‘Masyarakat Hutan’, yang seharusnya mereka lindungi dalam nama transisi hijau.”

Video ini menyoroti konflik yang sering terjadi antara pengembangan sumber daya dan pelestarian masyarakat tradisional serta lingkungan mereka.

Kiriman serupa