kppnbojonegoro.net – Theresia Tarigan, seorang pengamat transportasi, menyerukan perlunya reaktivasi jalur kereta api di Jawa Tengah, khususnya rute Purwokerto-Wonosobo. Menurutnya, langkah ini sangat krusial untuk meningkatkan aksesibilitas logistik dan penumpang di wilayah tersebut.
“Reaktivasi jalur kereta ini bukan hanya tentang mempermudah transportasi, tetapi juga tentang mengurangi ketergantungan pada truk-truk berukuran besar yang sering menyebabkan kecelakaan lalu lintas,” kata Theresia dalam wawancaranya via telepon pada Selasa, 17 September 2024.
Dia mengungkapkan, dengan adanya jalur kereta yang aktif, penggunaan truk over dimension over load (ODOL) dapat ditekan. Data terbaru menunjukkan, sepanjang tahun 2023, ditemukan 9.453 truk ODOL di Jawa Tengah, menurut catatan Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Jawa Tengah (BPTD).
Theresia menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah dalam memfasilitasi kemudahan logistik melalui jalur kereta api. Terutama mengingat seringnya kerusakan jalan di jalur pantura akibat truk-truk ODOL. “Ada kebutuhan mendesak untuk lobi-lobi dari pemerintah, termasuk gubernur, agar proyek ini mendapatkan perhatian dari Direktorat Jenderal Kereta Api. Jangan biarkan kontainer memenuhi jalan-jalan di Jawa Tengah,” imbuhnya.
Selain itu, Theresia berharap pemerintah daerah juga berfokus pada kebijakan biaya logistik yang lebih bersahabat di jalur kereta api. Saat ini, biaya pengiriman menggunakan kereta api dianggap lebih mahal dibandingkan dengan truk atau kontainer. “Kita sudah punya double track kereta api, tapi tarifnya belum bersaing dan fasilitas bongkar muatnya belum memadai. Ini harus menjadi prioritas untuk diperbaiki,” ujarnya.
Dia mengingatkan bahwa meski ada double track, jika ongkosnya masih tidak kompetitif, banyak pengusaha yang akan enggan beralih ke kereta api. “Sangat disayangkan jika sudah ada infrastruktur yang memadai tapi belum dimanfaatkan secara optimal,” kata Theresia.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno, juga mendukung reaktivasi jalur kereta api, termasuk jalur Semarang-Pati-Rembang dan Kendal-Demak-Ungaran. “Reaktivasi ini merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. Kajian sudah dilakukan, dan kami berharap kawasan Kedungsepur bisa segera aktif kembali,” ujar Sumarno saat membuka Central Java Transport Solution Expo 2024.
Anggota DPD RI Jawa Tengah, Abdul Kholik, turut mendukung usulan ini. Menurutnya, reaktivasi jalur Purwokerto-Wonosobo sepanjang 92 kilometer perlu menjadi prioritas. Dengan investasi sebesar Rp 8,3 triliun, sebanyak 16 stasiun akan berfungsi kembali dan dapat mengangkut 12.930 penumpang setiap hari pada tahun 2044.
“Reaktivasi jalur kereta ini sangat penting untuk meningkatkan akses dan mendorong ekonomi daerah, terutama di selatan hingga tengah Jawa Tengah, yang selama ini sulit mendapatkan akses transportasi selain kereta api,” tambah Abdul Kholik setelah diskusi terkait reaktivasi jalur kereta api di kantornya pada 1 Agustus 2024.
Dengan adanya reaktivasi jalur kereta Purwokerto-Wonosobo, diharapkan tidak hanya akan mengatasi masalah logistik, tetapi juga memperbaiki akses transportasi publik bagi masyarakat setempat.