Presiden Afrika Selatan Kunjungan Kenegaraan ke Pretoria

Pada 21 Februari 2025, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, secara resmi mengundang Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, untuk berkunjung ke Pretoria. Undangan ini muncul dalam rangka pertemuan para Menteri Luar Negeri G20 yang akan diselenggarakan oleh Afrika Selatan pada tahun yang sama. Melalui platform X, Ramaphosa menyatakan bahwa ia dan Zelensky telah membahas isu-isu geopolitik serta menekankan pentingnya proses perdamaian yang melibatkan semua pihak demi menyelesaikan konflik di Ukraina.

Sikap Afrika Selatan Kunjungan Kenegaraan ke Pretoria

Afrika Selatan tetap bersikap non-blok dalam konflik Rusia-Ukraina, meskipun memiliki hubungan historis dengan Rusia sebagai anggota BRICS bersama Brasil, India, dan China. Namun, negara ini mendapat kritik karena dianggap lebih condong ke Moskow, terutama setelah memilih abstain dalam pemungutan suara resolusi PBB yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

Rencana Kunjungan Presiden Zelensky

Pada April 2025, Presiden Zelensky dijadwalkan mengunjungi Afrika Selatan untuk bertemu dengan Ramaphosa. Pertemuan ini bertujuan mencari solusi damai atas konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia. Kunjungan ini melanjutkan upaya mediasi Ramaphosa antara Ukraina dan Rusia, termasuk misi perdamaian Afrika ke kedua negara pada tahun 2023.

Dukungan terhadap Konsensus Global

Afrika Selatan juga mendukung konsensus enam poin yang dicapai oleh China dan Brasil dalam penyelesaian politik krisis Ukraina. Pretoria menekankan pentingnya kerja sama negara-negara Selatan Global untuk menciptakan kondisi yang mendorong de-eskalasi dan perdamaian.

Dampak Geopolitik dan Kepemimpinan Afrika Selatan di G20

Kunjungan kenegaraan ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama setelah Amerika Serikat menghentikan bantuan militer ke Ukraina. Situasi ini mendorong Ukraina untuk mencari lebih banyak dukungan internasional guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun.

Afrika Selatan akan menjadi tuan rumah pertemuan G20 pada tahun 2025, menjadikannya negara Afrika pertama yang memimpin forum ekonomi utama tersebut. Kepemimpinan ini memberi Afrika Selatan kesempatan untuk mempromosikan dialog dan kerja sama internasional dalam menyelesaikan konflik global, termasuk krisis Ukraina.

Kesimpulan

Undangan Afrika Selatan kepada Presiden Zelensky mencerminkan upaya negara tersebut dalam memainkan peran lebih aktif di diplomasi internasional. Meskipun menghadapi tantangan dalam mempertahankan netralitas, Afrika Selatan berupaya memfasilitasi dialog antara pihak-pihak yang bertikai dan mendorong stabilitas global.

Kiriman serupa