KPPNBOJONEGORO.NET – Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto, menyampaikan pernyataan yang bikin banyak orang langsung angkat alis. Ia menyatakan bahwa Indonesia bisa saja membuka hubungan diplomatik dengan Israel, asalkan Palestina terlebih dahulu diakui secara internasional sebagai negara yang merdeka.
Wah, berat juga, ya. Tapi tenang, yuk kita bahas pelan-pelan.
Inti Pernyataan Prabowo
Dalam sebuah wawancara internasional, Prabowo menjelaskan bahwa Indonesia tetap konsisten mendukung Palestina. Namun, ia juga membuka ruang untuk mempertimbangkan hubungan diplomatik dengan Israel, jika Palestina telah mendapatkan kemerdekaan penuh dan pengakuan global.
Kalau kita tarik benang merahnya, Prabowo nggak langsung bilang “ayo akui Israel sekarang”, tapi dia menekankan bahwa pengakuan itu hanya mungkin terjadi setelah Palestina berdiri sebagai negara merdeka.
Publik Langsung Ramai
Seperti biasa, dunia maya langsung meledak. Ada yang mendukung langkah realistis Prabowo, ada juga yang langsung was-was. Sebagian netizen menganggap pendekatan ini cerdas dan bisa membuka peluang perdamaian yang lebih besar. Tapi di sisi lain, banyak juga yang merasa langkah ini bisa menyakiti perjuangan panjang rakyat Palestina.
Sentimen pro-Palestina di Indonesia memang kuat. Jadi wajar kalau pernyataan ini menimbulkan diskusi besar. Tapi sebenarnya, posisi Prabowo masih sejalan kok dengan sikap Indonesia sejak dulu.
Konsistensi Sikap Indonesia
Sejak dulu, Indonesia selalu berdiri teguh mendukung kemerdekaan Palestina. Bahkan UUD 1945 menegaskan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena itulah, Indonesia belum pernah membuka hubungan resmi dengan Israel.
Prabowo hanya mengulang sikap Indonesia tersebut, tapi dengan tambahan nuansa diplomasi yang lebih terbuka. Ia ingin menegaskan bahwa kita bisa bicara, bisa membuka dialog, tapi tetap dengan syarat utama: Palestina harus merdeka dulu.
Apa Dampaknya Jika Dijalankan?
Kalau skenario ini benar-benar terjadi di masa depan, Indonesia bisa memainkan peran besar di kancah global. Kita bisa tampil sebagai mediator netral yang punya kredibilitas tinggi di mata negara Muslim maupun Barat. Tapi di sisi lain, pemerintah juga harus pintar-pintar menjaga suara publik di dalam negeri.
Langkah seperti ini nggak bisa diambil buru-buru. Harus ada kajian, diskusi publik, dan tentunya konsultasi dengan para tokoh agama serta DPR.
Harapan untuk Perdamaian
Satu hal yang pasti, Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia tetap berpihak pada keadilan. Kita nggak bisa terus menutup pintu dialog, apalagi jika tujuan akhirnya adalah perdamaian dan kemerdekaan sejati untuk Palestina.
Pernyataan ini bisa jadi awal dari diskusi yang lebih luas. Dan siapa tahu, suatu hari nanti, Indonesia benar-benar jadi negara yang berperan aktif menyelesaikan konflik Timur Tengah.
Kesimpulannya:
Prabowo tidak mengubah arah perjuangan Indonesia. Ia justru ingin memperkuat posisi kita di meja diplomasi internasional. Kalau Palestina merdeka, barulah kita bisa mempertimbangkan langkah selanjutnya. Karena pada akhirnya, tujuan kita semua sama—perdamaian dan keadilan untuk semua bangsa.