kppnbojonegoro.net – Pernah nggak sih kamu bangun tidur sambil mikir, “Tadi itu mimpi atau kenyataan, ya?” Kadang mimpi bisa terasa nyata banget. Sampai-sampai kita masih kebawa suasananya meskipun sudah bangun. Misalnya, mimpi ketemu mantan terus jadi baper seharian, atau mimpi jatuh dari tebing yang bikin jantung deg-degan waktu bangun. Nah, sebenarnya kenapa sih mimpi bisa terasa begitu nyata? Yuk, kita bahas bareng-bareng dari sisi ilmiahnya!
Mimpi Terjadi Saat Tidur REM
Sebelum kita bahas kenapa mimpi terasa nyata, kita harus tahu dulu kapan mimpi itu terjadi. Jadi, manusia itu punya beberapa tahapan tidur, salah satunya yang paling terkenal adalah fase tidur REM (Rapid Eye Movement). Di fase inilah biasanya kita mengalami mimpi paling aktif.
Nah, saat tidur REM, otak kita sebenarnya aktif banget, hampir mirip seperti saat kita bangun. Bedanya, tubuh kita lumpuh sementara. Serem ya? Tapi ini justru penting, supaya kita nggak gerak-gerak atau ‘ngelakuin’ isi mimpi kita di dunia nyata.
Otak Sulit Bedakan Mimpi dan Nyata
Salah satu alasan kenapa mimpi terasa begitu nyata adalah karena otak kita aktif di area yang sama seperti saat kita sadar. Misalnya, area yang memproses visual (penglihatan), emosi, dan ingatan, semua itu menyala saat kita bermimpi.
Makanya, kita bisa “melihat”, “merasakan”, bahkan “mengingat” sesuatu di dalam mimpi seolah-olah itu kejadian sungguhan. Otak tidak sedang “bermain-main” – dia bekerja seperti biasa, cuma konteksnya aja yang sedang dalam mode tidur.
Emosi Bikin Mimpi Lebih Hidup
Emosi punya peran besar dalam memperkuat mimpi. Mimpi yang bikin kita nangis, marah, takut, atau bahagia biasanya lebih mudah diingat dan terasa nyata. Saat tidur REM, area otak yang bertanggung jawab atas emosi seperti amigdala aktif banget. Ini yang bikin mimpi kita jadi dramatis, penuh konflik, atau super romantis.
Pernah nggak mimpi dikejar-kejar atau mimpi kehilangan sesuatu? Sensasi paniknya bisa awet sampai bangun. Itu karena amigdala bekerja keras saat tidur untuk mengolah emosi kita.
Ingatan dan Imajinasi Bercampur
Mimpi juga terasa nyata karena seringkali terinspirasi dari pengalaman nyata kita. Meskipun mungkin kita nggak sadar, mimpi sering mengambil potongan-potongan dari memori masa lalu dan mencampurkannya dengan imajinasi.
Misalnya, kamu mimpi lagi di rumah tapi rumahnya ada kolam renang mewah, terus tiba-tiba ada teman SMP kamu yang udah lama nggak ketemu. Nah, otak kamu sedang memadukan ingatan dan imajinasi. Karena ada elemen yang akrab (misal: rumah dan teman), mimpi itu jadi terasa lebih “nyata”.
Saat Bangun, Otak Masih Bingung
Yang menarik, saat kita baru bangun dari tidur REM, otak belum sepenuhnya beralih ke mode sadar. Makanya, masih ada sisa-sisa mimpi yang terbawa. Ini yang bikin kita kadang masih merasa “terjebak” di dalam suasana mimpi. Bahkan, ada orang yang butuh beberapa menit buat nyadar kalau yang barusan itu cuma mimpi.
Apakah Semua Mimpi Terasa Nyata?
Jawabannya: nggak juga. Mimpi yang terasa nyata biasanya terjadi kalau kita sedang dalam fase REM yang dalam, atau saat kita bangun tepat setelah mimpi itu terjadi. Kalau bangunnya udah jauh dari momen mimpi, otak mungkin nggak sempat “merekatkan” memori mimpi itu, jadi terasa kabur atau malah lupa sama sekali.
Selain itu, orang yang lebih emosional atau punya imajinasi tinggi juga cenderung punya mimpi yang lebih hidup dan terasa nyata.
Kesimpulan
Jadi, kenapa mimpi bisa terasa nyata? Karena saat tidur REM, otak kita bekerja hampir seperti saat kita bangun. Emosi, ingatan, dan imajinasi bercampur jadi satu dan menciptakan pengalaman yang kadang terasa lebih “nyata” dari kehidupan sehari-hari.
Mulai sekarang, kalau kamu bangun tidur sambil mikir, “Barusan mimpi apa kenyataan, ya?” – jangan bingung. Itu cuma otakmu yang lagi kreatif dan bekerja keras meski kamu sedang tidur.
Pernah punya mimpi yang terasa nyata banget sampai nggak bisa move on? Cerita yuk di kolom komentar!