kppnbojonegoro.net – Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, perjuangan belum selesai. Belanda, yang ingin kembali menjajah Indonesia, datang dengan membonceng tentara Sekutu. Di tengah gejolak itu, Indonesia memilih untuk menempuh jalur diplomasi agar kemerdekaan bisa diakui dunia.
Salah satu tonggak penting dari diplomasi itu adalah Perjanjian Linggarjati, yang terjadi pada 10–15 November 1946.
Apa Itu Perjanjian Linggarjati?
Perjanjian Linggarjati adalah hasil perundingan antara pemerintah Indonesia dan Belanda yang difasilitasi oleh Inggris. Lokasinya berada di Linggarjati, sebuah desa kecil di kaki Gunung Ciremai, Jawa Barat. Nama desa itu kini abadi dalam sejarah Indonesia karena menjadi saksi lahirnya kompromi pertama Indonesia sebagai negara merdeka yang masih muda.
Isi Penting Perjanjian Linggarjati
Ada beberapa poin penting dari perjanjian ini:
-
Belanda mengakui secara de facto kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatera.
-
Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk negara federasi bernama Republik Indonesia Serikat (RIS).
-
Indonesia Serikat akan menjadi bagian dari Uni Belanda-Indonesia, dengan Ratu Belanda sebagai kepala simbolis.
Reaksi dan Kontroversi
Meskipun dianggap sebagai langkah maju, banyak pihak di dalam negeri yang menentang perjanjian ini. Sebagian menganggap Indonesia terlalu banyak memberi konsesi pada Belanda, bahkan menyebutnya sebagai bentuk kompromi yang merugikan.
Namun dari sudut pandang strategi diplomasi, perjanjian ini adalah langkah cerdas. Ia membuat dunia internasional mulai melihat Indonesia sebagai negara yang sah dan mampu berdiplomasi secara modern.
Makna Historis bagi Indonesia
Perjanjian Linggarjati menjadi bukti bahwa perjuangan kemerdekaan tidak hanya dilakukan dengan senjata, tapi juga melalui diplomasi meja perundingan. Dari sinilah, Indonesia mulai dikenal di forum internasional dan membuka jalan bagi pengakuan kedaulatan secara penuh yang kemudian diraih melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 1949.