kppnbojonegoro.net – Boeing, raksasa industri penerbangan asal Amerika Serikat, menghadapi penurunan pendapatan untuk kuartal pertama tahun 2024, membentuk tren penurunan yang telah berlangsung selama tujuh kuartal terakhir. Perusahaan mengungkapkan pendapatan kuartal I-2024 sebesar US 17,92 miliar atau Rp 290,30 triliun.
Pendapatan Boeing Melampaui Ekspektasi Pasar
Meskipun terjadi penurunan, kinerja Boeing dilaporkan lebih baik dari prediksi analis pasar, yang telah mengestimasi pendapatan mereka akan jatuh hingga US$ 16,23 miliar atau Rp 262,92 triliun. Perusahaan ini telah mengalami beberapa insiden yang mencoreng reputasinya, termasuk kejadian di mana pintu pesawat Alaska Airlines copot di udara pada Januari lalu.
Penurunan Peringkat Kredit oleh Moody’s
Dalam perkembangan terkait, agensi pemeringkat kredit Moody’s telah menurunkan peringkat kredit Boeing ke level terendah dalam kategori layak investasi. Penurunan ini didasarkan pada proyeksi bahwa tantangan yang dihadapi oleh divisi pesawat komersial Boeing akan berlanjut hingga tahun 2026, yang diperparah dengan jatuh temponya utang sebesar US$ 8 miliar.
Regulasi dan Pembatasan Produksi oleh FAA
Boeing juga berada di bawah pengawasan ketat dari Badan Penerbangan Federal AS (FAA) setelah kecelakaan dengan pesawat Alaska Airlines. FAA telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi produksi dari model Boeing 737 MAX dan memberikan tenggat waktu 90 hari kepada Boeing untuk meningkatkan kontrol kualitas produksinya.
Penurunan Produksi dan Strategi Manufaktur Boeing
Dalam bulan ini, produksi pesawat Boeing 737 MAX mengalami penurunan drastis sejalan dengan peningkatan inspeksi oleh regulator AS. CEO Boeing, Dave Calhoun, menekankan bahwa produksi akan tetap tidak konsisten hingga kuartal kedua, sambil menunggu implementasi rencana perusahaan untuk meningkatkan dan memantau prosedur manufaktur. Calhoun juga menyatakan bahwa tingkat produksi diperkirakan tidak akan meningkat hingga sistem produksi benar-benar terkendali.
Artikel di atas secara formal menguraikan kondisi terkini perusahaan Boeing dalam hal pendapatan kuartalannya, perbandingan dengan estimasi analis, penurunan peringkat kredit oleh Moody’s, pembatasan produksi oleh FAA, serta strategi manufaktur yang diambil oleh CEO perusahaan untuk menghadapi tantangan saat ini.