Pemilu 2024 menjadi bola online salah satu momentum politik yang sangat dinanti di Indonesia. Selain soal kandidat dan program politik, salah satu fenomena yang menarik perhatian adalah munculnya politik identitas yang semakin kuat mewarnai dinamika politik. Politik identitas bukan hal baru di Indonesia, namun pada Pemilu 2024, pengaruhnya terhadap pemilih muda menjadi isu yang patut dikaji lebih dalam.
Apa itu Politik Identitas?
Politik identitas adalah praktik atau strategi politik yang memanfaatkan identitas sosial—seperti agama, etnis, budaya, suku, dan kelompok sosial—sebagai dasar untuk membangun dukungan politik. Dalam konteks pemilu, politik identitas sering dimanfaatkan oleh calon atau partai politik untuk menggalang suara berdasarkan kesamaan identitas dengan kelompok tertentu.
Contohnya, kampanye yang menekankan agama atau suku tertentu sebagai faktor utama memilih calon, atau penggunaan simbol-simbol identitas yang memicu rasa solidaritas dan loyalitas kelompok.
Politik Identitas dan Pemilih Muda: Kenapa Penting?
Pemilih muda, yang biasanya berusia antara 17 hingga 30-an tahun, merupakan kelompok demografis terbesar yang berpotensi memengaruhi hasil pemilu secara signifikan. Mereka cenderung memiliki akses luas terhadap informasi melalui media sosial dan internet, serta lebih terbuka terhadap isu-isu baru. Namun, di sisi lain, mereka juga rentan terhadap pengaruh kampanye yang berbasis politik identitas yang kerap disebarkan lewat platform digital.
Pemilih muda menjadi sasaran empuk karena mereka sedang membentuk pandangan politik, dan identitas sosial bisa menjadi faktor penentu dalam memilih calon. Terlebih, era digital yang serba cepat membuat penyebaran narasi politik identitas menjadi semakin mudah dan masif.
Bentuk Politik Identitas dalam Pemilu 2024
Dalam Pemilu 2024, politik identitas banyak terlihat dalam beberapa bentuk, antara lain:
- Penggunaan Agama
Beberapa calon atau partai politik menggunakan agama sebagai basis utama kampanye. Hal ini bisa berupa retorika keagamaan, simbol keagamaan, atau penegasan bahwa calon tertentu merupakan “wakil umat” dari agama tertentu. - Etnis dan Suku
Isu etnis atau suku juga sering dimunculkan untuk membangun solidaritas kelompok tertentu. Misalnya, calon yang berasal dari daerah tertentu atau yang mengaku membela kepentingan suku tertentu. - Narasi Digital
Media sosial menjadi medan utama penyebaran politik identitas. Mulai dari meme, video pendek, hingga hoaks yang bertujuan menguatkan stereotip kelompok tertentu dan menjatuhkan lawan politik. - Polarisasi Sosial
Politik identitas kadang membuat masyarakat terbelah menjadi kelompok yang sangat loyal pada identitasnya masing-masing, sehingga muncul polarisasi yang tajam.
Pengaruh Politik Identitas terhadap Pemilih Muda
1.Meningkatkan Polarisasi dan Konflik Sosial
Pengaruh negatif politik identitas adalah memicu polarisasi di kalangan pemilih muda.
2. Pengaruh Terhadap Rasionalitas Pemilih
Pemilih muda yang terlalu terfokus pada politik identitas cenderung mengabaikan aspek rasionalitas dalam memilih. Mereka mungkin mengutamakan identitas kelompok daripada mengevaluasi visi, misi, dan rekam jejak calon secara objektif. Hal ini bisa mengakibatkan pemilihan yang kurang tepat dan berdampak negatif bagi kemajuan bangsa.
3. Mendorong Partisipasi Politik
Di sisi positif, politik identitas juga bisa meningkatkan partisipasi politik pemilih muda.
4. Rentan terhadap Disinformasi dan Manipulasi
Pemilih muda yang aktif di media sosial sering kali menjadi target utama penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks terkait politik identitas. Hal ini membuat mereka rentan termakan narasi yang memecah belah dan mengarah pada pilihan yang emosional.
Bagaimana Mengatasi Dampak Negatif Politik Identitas?
- Penguatan Nilai-Nilai Kebangsaan
Membangun kesadaran bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dan pluralistik sangat penting agar identitas kelompok tidak menjadi alat pemecah belah. - Pengawasan Media Sosial
Pemerintah dan masyarakat sipil harus aktif mengawasi konten yang berpotensi menyebarkan politik identitas yang negatif, serta memberikan edukasi tentang hoaks dan disinformasi.
Politik identitas dalam Pemilu 2024 memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilih muda di Indonesia. Meski dapat meningkatkan partisipasi, politik identitas juga berisiko memperkuat polarisasi dan mengurangi rasionalitas dalam memilih. Pemilu adalah momen penting untuk mewujudkan demokrasi yang sehat. Menjauhkan diri dari politik identitas yang eksklusif dan membangun kesadaran bersama akan memperkuat masa depan Indonesia yang lebih inklusif dan berkeadilan.