KPPNBOJONEGORO.NET – Kali ini saya mau cerita soal kejadian yang bikin warga di sekitar Tambun dan Cibitung, Bekasi, kelimpungan. Bayangin aja, jembatan kampung yang biasa jadi akses utama buat warga, putus total diterjang arus sungai. Nggak cuma bikin repot, tapi juga berbahaya banget.
Saya tahu, buat kamu yang tinggal di kota besar, mungkin jembatan ini kedengarannya kecil dan nggak penting. Tapi buat warga sekitar, jembatan itu nyawa mereka sehari-hari. Yuk, kita simak bareng-bareng apa yang sebenarnya terjadi.
Hujan Deras dan Arus Sungai yang Ganas
Kejadian ini berawal dari hujan deras yang turun terus-menerus sejak malam sebelumnya. Debit air Kali Jambe yang melintas di antara Tambun dan Cibitung pun meningkat drastis. Arusnya deras banget, sampai-sampai tiang penyangga jembatan nggak kuat nahan.
Waktu saya lihat videonya yang tersebar di media sosial, jembatan itu udah miring dan bagian tengahnya ambles. Beberapa jam kemudian, jembatan itu putus total, dibawa arus air yang terus menggila.
Padahal, jembatan itu dipakai warga setiap hari untuk pergi kerja, sekolah, bahkan buat belanja kebutuhan pokok. Sekarang, semua harus muter jauh dan naik ojek online pun jadi lebih mahal.
Warga: “Ini Udah Ditakutkan Sejak Lama!”
Saya ngobrol lewat DM Instagram sama salah satu warga, namanya Pak Guntur. Beliau bilang, jembatan itu memang udah kelihatan rapuh sejak beberapa bulan terakhir. “Waktu hujan gede bulan lalu aja udah goyang-goyang,” katanya. Tapi belum ada tindakan serius dari pihak terkait.
Warga sebenarnya udah sering lapor ke kelurahan dan bahkan pasang penyangga sementara pakai kayu sendiri. Tapi ya, namanya darurat, nggak bisa bertahan lama. Dan sekarang kekhawatiran itu jadi kenyataan.
Anak Sekolah Jadi Korban Ketertinggalan
Yang paling sedih sih lihat anak-anak sekolah. Mereka biasanya jalan kaki nyebrang lewat jembatan itu. Tapi sekarang? Mereka harus muter 2–3 kilometer ke jembatan beton terdekat. Ada juga yang jadi bolos karena nggak punya ongkos buat naik angkot tambahan.
Seorang ibu bilang, “Anak saya udah dua hari nggak sekolah. Saya juga bingung mau gimana, soalnya ayahnya kerja di luar kota.” Sedih banget dengarnya.
Pemda Harus Cepat Tanggap!
Kalau boleh jujur, masalah infrastruktur seperti ini bukan cuma terjadi di Tambun atau Cibitung. Di banyak daerah, jembatan kampung atau jalan kecil sering diabaikan karena dianggap bukan prioritas. Padahal, itu penting banget buat aktivitas ekonomi dan sosial warga.
Saya harap banget Pemda setempat segera bertindak. Minimal pasang jembatan darurat dulu supaya warga bisa lewat. Jangan nunggu viral dulu baru heboh perbaiki. Ini bukan soal gaya, ini soal kebutuhan dasar warga!
Potensi Bahaya Masih Mengintai
Yang bikin khawatir, sisa-sisa jembatan yang roboh itu masih nyangkut di aliran sungai. Bisa jadi penyumbat aliran dan bikin banjir lebih parah kalau hujan turun lagi. Belum lagi, kalau warga nekat nyebrang lewat sisa rangka jembatan, risikonya bisa fatal.
Menurut saya, perlu banget ada patroli rutin dan tanda larangan melintas. Anak-anak kadang suka nekat, dan itu bisa bahaya banget.
Kesimpulan: Ayo Kita Peduli!
Kejadian seperti ini ngasih pelajaran penting buat kita semua. Infrastruktur sekecil apa pun, kalau jadi penghubung utama warga, harus diprioritaskan. Jangan nunggu jatuh korban baru bergerak.
Buat warga Tambun dan Cibitung, saya salut dengan solidaritas dan kekompakannya. Mudah-mudahan Pemda segera turun tangan, dan jembatan bisa dibangun ulang secepatnya.