kppnbojonegoro.net – Dalam tradisi Mahayana Agama Buddha, konsep bodhisattva memiliki makna yang mendalam dan sentral. Bodhisattva adalah seseorang yang telah mencapai pencerahan, tetapi memilih untuk menunda masuk ke Nirvana demi membantu makhluk lain mencapai pencerahan juga. Konsep ini mencerminkan semangat altruistik dan kasih sayang yang mendasari ajaran Buddha.
Asal Usul Istilah Bodhisattva
Kata “bodhisattva” berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri dari dua kata: “bodhi,” yang berarti pencerahan, dan “sattva,” yang berarti makhluk atau esensi. Dalam konteks ini, bodhisattva dapat diartikan sebagai “makhluk yang berusaha menuju pencerahan.” Dalam teks-teks awal, istilah ini digunakan untuk merujuk kepada Buddha sebelumnya sebelum mereka mencapai pencerahan.
Bodhisattva dalam Tradisi Mahayana
Dalam tradisi Mahayana, bodhisattva dianggap sebagai ideal spiritual yang harus dicontoh. Mahayana memperkenalkan konsep bodhisattva sebagai seseorang yang berkomitmen untuk mencapai pencerahan demi kepentingan semua makhluk hidup. Berbeda dengan arah Theravada yang lebih menekankan pencapaian individu menuju Nirvana, Mahayana mengajak para pengikutnya untuk memikirkan kesejahteraan orang lain.
Lima Janji Bodhisattva
Untuk menjadi bodhisattva, seorang individu biasanya berpegang pada lima janji atau aspirasi. Janji-janji ini mencakup:
- Menolong Semua Makhluk: Berkomitmen untuk membantu semua makhluk hidup dalam mencapai pencerahan.
- Mengembangkan Kasih Sayang dan Welas Asih: Mengasah hati untuk mencintai dan merasakan empati terhadap orang lain.
- Mengatasi Hambatan: Berusaha untuk mengatasi semua rintangan yang menghalangi pencerahan.
- Mempelajari Ajaran: Terus belajar dan memahami ajaran Buddha untuk mengembangkan kebijaksanaan.
- Mewujudkan Pencerahan: Akhirnya mencapai pencerahan sambil mengutamakan kesejahteraan makhluk lain.
Bodhisattva Terkenal
Beberapa bodhisattva terkenal dalam tradisi Mahayana termasuk:
- Avalokiteshvara: Dikenal sebagai bodhisattva kasih sayang. Ia sering digambarkan memiliki banyak tangan untuk membantu sebanyak mungkin makhluk.
- Manjushri: Bodhisattva kebijaksanaan, sering diwakili dengan pedang yang memotong kebodohan dan kesalahpahaman.
- Ksitigarbha: Dikenal sebagai pelindung makhluk di alam bawah, berjanji untuk tidak mencapai pencerahan sampai semua makhluk di alam neraka terbebas.
Praktik dan Penerapan
Praktik bodhisattva dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari umat Buddha Mahayana. Melalui meditasi, pengabdian, dan tindakan baik, para pengikut berusaha menerapkan prinsip-prinsip bodhisattva. Meditasi bodhisattva, seperti “Tonglen,” melibatkan menghirup penderitaan orang lain dan menghembuskan kebahagiaan, menguatkan hubungan empati dan kasih sayang.
Kesimpulan
Konsep bodhisattva dalam tradisi Mahayana Agama Buddha bukan hanya sebuah ideologi, tetapi juga sebuah praktik yang menginspirasi banyak orang untuk hidup dengan kasih sayang dan pengabdian terhadap makhluk lain. Dengan menempatkan kesejahteraan orang lain sebagai prioritas, bodhisattva menunjukkan jalan menuju pencerahan yang tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk semua makhluk. Dalam dunia yang sering kali dipenuhi kesulitan, ajaran bodhisattva memberikan harapan dan inspirasi untuk terus berjuang demi kebaikan bersama.