kppnbojonegoro.net – Padang, 23 November 2024 – Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, mengungkapkan bahwa AKP Ulil Ryanto Anshari, Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, ditembak setelah mengungkap tambang ilegal di wilayah tersebut. Insiden tragis ini terjadi pada Jumat dini hari, 22 November 2024, di area parkir Mapolres Solok Selatan.
Insiden Penembakan
AKP Ulil Ryanto Anshari ditembak mati oleh Kabag Ops Polres Solok Selatan situs medusa88, AKP Dadang Iskandar, dengan dua tembakan di bagian wajah dari jarak dekat. Setelah menembak, Dadang langsung menyerahkan diri ke Polda Sumatera Barat dan kini telah ditetapkan sebagai tersangka dengan ancaman hukuman berat, termasuk pemecatan tidak hormat dari kepolisian.
Keterlibatan Tambang Ilegal
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, menyatakan bahwa penembakan ini diduga kuat terkait dengan penegakan hukum terhadap tambang ilegal galian C di wilayah Solok Selatan. AKP Ulil Ryanto Anshari diketahui aktif dalam penindakan terhadap tambang ilegal yang merugikan negara dan masyarakat.
Penanganan Kasus
Kapolres Solok Selatan, AKBP Arief Mukti, mengungkapkan bahwa motif penembakan masih dalam tahap pemeriksaan oleh Polda Sumatera Barat. Namun, diduga kuat bahwa penembakan ini terkait dengan penegakan hukum terhadap tambang ilegal galian C di wilayah tersebut. AKP Dadang Iskandar diduga kesal karena tindakan penangkapan yang dilakukan oleh AKP Ulil Ryanto Anshari terhadap pelaku tambang ilegal.
Reaksi dan Tindakan Lanjut
Komisi III DPR RI memberikan reaksi keras terhadap insiden ini dan mendesak agar semua tambang ilegal di Sumatera Barat ditutup. Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, menyatakan bahwa pihaknya telah meminta Polda Sumbar untuk menindak tegas semua aktivitas tambang ilegal, termasuk yang memiliki backing kuat. Sahroni juga mengapresiasi tindakan cepat Polda Sumbar dalam menutup lokasi tambang ilegal tersebut.
Selain itu, anggota DPR RI lainnya, Abdullah, juga mendorong pembentukan Satuan Tugas (Satgas) lintas kementerian dan lembaga untuk memberantas tambang ilegal. Menurut Abdullah, kerugian negara akibat tambang ilegal mencapai Rp 3,5 triliun pada tahun 2022 saja, dan perlu ada upaya bersama untuk menghentikan praktik ini agar tidak ada lagi korban jiwa akibat konflik tambang ilegal.
Dampak dan Evaluasi
Insiden ini juga menimbulkan sorotan terhadap masalah keamanan dan mentalitas anggota kepolisian. Abdullah mendesak agar dilakukan pemeriksaan kesehatan mental secara berkala bagi anggota kepolisian, terutama yang memiliki wewenang untuk menggunakan senjata api. Hal ini penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan memastikan bahwa anggota kepolisian dapat mengendalikan emosi serta senjata mereka dengan baik.
Kesimpulan
Penembakan AKP Ulil Ryanto Anshari setelah mengungkap tambang ilegal di Solok Selatan menunjukkan betapa berbahayanya tugas penegakan hukum di wilayah yang rawan konflik. Dengan adanya tindakan tegas dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan tidak ada lagi konflik serupa yang dapat merenggut nyawa dan merusak tatanan sosial di masa depan.0W